Saturday, September 1, 2012

1 September 2012

Genap dua tahun sudah aku dan kamu bukan lagi 'kita'.

Genap dua tahun sudah aku berjuang mati-matian melupakanmu, atau setidaknya mengikhlaskan kepergianmu. Entah kenapa begitu sulit, meskipun aku sudah bisa melanjutkan hidupku dengan cara yang lebih baik, meskipun aku sudah cukup bahagia dengan hidupku sekarang, meskipun aku sadar bahwa aku mendapatkan banyak hal luar biasa semenjak kepergianmu. Tapi tetap saja hati ini masih condong kepadamu. Entah, akupun tak mengerti tapi rasa-rasanya masih ada yang belum terselesaikan dengan tuntas di antara kita, atau mungkin hanya perasaanku saja yang belum tuntas. Entahlah..

Berjuang mati-matian, aku rasa ungkapan itu tak berlebihan. Aku memang harus merangkak dari bawah dalam menjalani kehidupanku semenjak kepergianmu, sampai akhirnya aku sudah bisa berjalan normal seperti sekarang, meskipun terkadang aku masih suka jatuh tersandung karna terlalu sering melihat ke belakang :) Selalu ada yang membuatku ingin menengok lagi dan lagi, banyak hal yang aku pertanyakan dan itulah yang membuatku merasa diberatkan sehingga tak mampu berlari ke depan.

Selama dua tahun ini, aku mencoba melepaskan beban itu, tapi.... selalu gagal.

*I've got so much lessons learned, but I couldn't learn enough.*

Selama ini aku memang menyalahkan diriku, tapi aku lebih cenderung menyalahkan kalian. Aku tau aku salah (meskipun aku belum mengerti apa salahku sebenarnya sampai kamu tega seperti itu?). Aku memang salah, tapi aku selalu menempatkan diriku sebagai korbannya, dan kalian pelakunya. Dan pemikiran itulah yang membuatku masih menyimpan rasa sakit dan sulit untuk mengikhlaskan.

Sampai akhirnya kemarin sore, aku menemukan sesuatu yang sekiranya bisa menjawab pertanyaan yang membelengguku selama 2 tahun ini, "Why'd you leave?"

Aku memang iseng, dan aku selalu menemukan banyak hal dari keisenganku itu. Aku 'kepo' terhadap cerita masa laluku, aku hobby mengorek-ngorek luka lama. dan keisengan serta ke'kepo'an itu kali ini membawaku  menemukan jawaban dari pertanyaanku tersebut. yap, history chat kita di Yahoo!Messenger cukup menjawab pertanyaanku selama 2 tahun ini..

Perbincangan kita di Y!M tersebut membuat perasaanku benar-benar terkoyak, sakit rasanya. Kali ini bukan kemesraan kita yang selalu kurindu, bukan pula kata-katamu yang menyakitkan, bukan itu. Tapi justru sebaliknya.. kata-kataku padamu yang menurutku terlalu menyakitkan. Bahasaku memang halus, tak pernah kasar. tapi aku sadar penyampaian dan makna tersiratnya sangat menyakitkan. Perbincangan singkat itu seakan-akan menggambarkan sikapku padamu akhir-akhir itu, tak heran jika kita sering sekali bertengkar hebat. Aku benar-benar egois, manipulatif, dan ingin mendominasi. Emosiku yang sedang tidak stabil saat itu (karena banyak masalah di luar hubungan kita) membuatku terlalu egois untuk menyadari bahwa kamu pun sudah berusaha maksimal untuk menjaga hubungan kita, kamu sudah maksimal untuk berusaha tetap mengerti dan mengalah demi mempertahankan aku, demi membuat aku nyaman. But I was too blind to see it :'(

Tak heran jika kamu meninggalkanku pada akhirnya.. karena jika aku ada di posisimu, mungkin aku akan bertindak hal yang sama, pergi. Apalagi saat itu ada seseorang yang lebih mengerti dirimu dan bisa membuatmu nyaman :)

Aku sungguh menyesal, tapi sudahlah. Percuma juga disesali karna semuanya tak akan pernah bisa kembali lagi.. Kesalahanku sudah tertulis di buku kenangan kita, semoga Allah mengampuniku, dan semoga kamu mau memaafkan aku yang selalu menyalahkan keegoisanmu, padahal aku sendiri lebih egois.

Kamu memang terlalu baik, penyayang, lelaki paling tulus yang pernah aku kenal, dan dengan bodohnya aku membuatmu pergi dengan keegoisanku. Lelaki sepertimu memang tak pantas disandingkan dengan perempuan sepertiku. Selama ini aku selalu terfokus pada kaca pembesar, mencari-cari kesalahanmu. namun saat ini aku sudah melihat cermin dan menyadari... justru aku yang tak pantas untukmu, kamu terlalu baik.. Tuhan pun tau itu. Tak heran jika kita dipisahkan :)

Mungkin memang DIA lah yang pantas, yang layak untukmu ;) semoga dia tidak mengulangi kesalahanku dengan membuatmu pergi. Semoga kamu berbahagia dengannya, aku tau kamu memang bahagia dengannya :) Semoga aku bisa benar-benar ikhlas, demi melihatmu bahagia..


Cinta macam apa yang mengekang kebebasan?
Cinta macam apa yang memisahkan 'aku' dari 'kamu'?
Cinta macam apa yang memposisikan 'aku' lebih tinggi dan berkuasa daripada 'kamu'?
Cinta  macam apa yang tak sanggup menampung ketulusan dan keluasan makna dari kata 'KITA'?

Aku bahagia kalau kamu bahagia, semoga kalian berbahagia, tentu saja :)

- Revolvere project! -